wahai kesepian, kawan lamaku

Wahai kesepian, kawan lamaku.

Rasanya sudah lama sekali kita tidak bertemu, aku terlalu lama meninggalkanmu. 
Aku terlalu lama berkawan dengan hiruk-pikuk yang menjadi musuhmu.

terlalu terbuai dengan ajakannya, aku terlalu terbuai dengan rayuannya, hingga aku agak terlena tentang siapakah aku, untuk apa aku di sini dan kemanakah aku kan kembali. 

Wahai kesepian, kawan lamaku.
Terima kasih telah menyapaku kembali.
Engkau memang tidak menyapaku dengan kelembutan karena memang mungkin aku tidak akan mengingatmu.

Engkau yang menyapaku dengan sedikit "memaksa" hingga akhirnya aku sadar, telah terlalu lama aku melupakanmu. 

Wahai kesepian, kawan lamaku.
Aku tahu, bersama denganmu aku bisa lebih mengenal Tuhanku.

Bersama denganmu aku bisa mentadaburi ayat-ayat kauliyah dan kauniyahNya.

Bersama denganmu aku bisa bermuhasabah dan bersama denganmu aku bisa lebih syahdu untuk berdua dengan Tuhanku. 

Wahai kesepian, kawan lamaku.
Aku pun juga tahu, bersama dirimu aku bisa lebih mengenal diriku.

Hanya bersama dirimu, aku bisa mendengar hembusan nafasku, hanya bersama dirimu aku bisa mendengar degup jantungmu.

Bersama dirimu aku bisa menggali potensi diriku, mengasah otak dan mempertajam rasaku.

Bersama dengan dirimulah aku bisa merasakan nyenyak lelap tidurku. 

Wahai kesepian, kawan lamaku.
Aku tahu, mungkin ketika engkau menyapa orang lain, engkau adalah musibah baginya, engkau bisa juga mendatangkan kegalauan, engkau juga bisa mendatangkan kebosanan.

Tapi yakinlah, seberapa jauh orang melangkah meninggalkanmu, dia tetap akan mencarimu, entah di tengah malam yang syahdu, atau di waktu lain ketika semua hiruk pikuk itu hanya menipu. 

Wahai kesepian, kawan lamaku.
Mungkin kadang aku harus pergi meninggalkanmu.

Karena terlalu lama bersamamu juga tak baik bagiku. 
Tapi percayalah, disaat aku lelah, aku akan kembali untuk terlelap bersamamu.

Dalam sendiriku, engkau adalah teman terbaik wahai kesepian kawan lamaku.

oleh : Ihwan K